by Gita Savitri Devi

4/11/2014

What The

I got no free time this semester even to study. What to do?? I'm crying inside.
For those who still want to study here, think twice or even four times :')

Share:

4/03/2014

Am I Too Old To Write This?

Gue mau curhat nih. Gue nggak mau cerita detailnya gimana. Karena mengingat umur gue yang sekarang 22 tahun ini, akan sangat labil dan sok masih remaja kalau gue cerita semua detail masalah gue disini. Memang ini blog gue, tapi website ini bisa dibaca siapa aja yang mau baca.

Intinya gini. Gue masih beranggapan sama dengan bertahun-tahun lalu : nggak semua orang disekeliling lo itu peduli dan mengerti lo apa adanya. Yang lucunya lagi, lo pikir dengan mereka yang sebaya sama lo, harusnya mereka juga bisa berpikir sama kayak lo. Ternyata enggak. Ternyata mereka masih berasa sekarang ini jaman SMA. Terus gue akhirnya mikir "Oh. Jadi nggak semua orang bisa mengubah cara pikir mereka. Walaupun mereka udah melihat contoh baik, karena mereka udah pergi dari tanah air mereka.".
Apa sih sebenernya maksud omongan gue ini? Iya, maksud gue adalah mau orang itu udah di lingkungan dimana tidak mungkin bagi mereka untuk tetep nge-keep karakter dia yang typical Indonesia banget, ternyata masih lho mentalnya nggak berubah.

Contohnya gini deh. Gue jujur banget lebih comfortable tinggal disini. Kenapa? Karena orang-orangnya berpikirnya pake otak, mereka kritis, mereka nggak kenal apa itu muka dua. Nggak tau gimana cara baik di depan tapi ngejelekin dibelakang. Kenapa kayak gitu? Karena berkaca pengalaman gue berurusan sama orang-orang sekitar gue di Jakarta dulu aja. Orang seperti gue, yang pembawaannya keras, yang kalau nggak suka gue langsung ngomong, yang vokal, yang nggak suka bertele-tele, yang pingin segala sesuatunya efektif, yang nggak bisa basa-basi, yang nggak mau ngelakuin hal yang buang-buang waktu dan tidak masuk akal, ternyata kurang bisa diterima. Karakter seperti gue ini yang banyak membuat orang kurang nyaman. Why? Melihat karakter tipikal orang indonesia yang nggak suka kalau dikritik, nggak suka kalau ada orang yang suka ngomong straight to the point, yang nggak berpura-pura, wajar aja kalau mereka merasa keberadaan gue itu mengganggu mereka. Banyak hal dari diri gue yang nggak bisa mereka terima. Gue sangat paham.
Terus gue seneng ketika gue pindah. Gue bertemu dengan orang-orang (yang gue pikir) udah terbuka pikirannya, udah berubah mindsetnya, udah meng-absorb sifat orang jerman. Ternyata apa? Lambat laun gue nemu-nemuin aja orang yang kayak di jakarta itu. Terus lagi-lagi orang-orang seperti gue ini yang disudutkan. Einfach karena mereka pikir gue tidak santai. Sifat gue yang terkesan keras jadi alasan mereka menyebut gue sebagai otoriter. Apa tanggapan gue? Gue mau ketawa aja dengernya. Dan gue sangat menyayangkan aja orang-orang seperti itu udah jauh-jauh dateng ke jerman, tapi sifat jeleknya masih aja nempel. What a shame. Padahal disini lah saatnya lo membentuk diri lo, lo introspeksi diri, dan disinilah tempat lo bisa belajar tentang diri lo sendiri lebih dalam.

Apa gue bakalan berubah menjadi orang yang mereka mau? Never. You can call me stubborn or whatever you want. Tapi gue adalah manusia yang berprinsip. Gue adalah orang yang kenal betul siapa diri gue. Gue tau betul apa kelebihan dan kekurangan gue. Gue tau betul kalau gue selalu memiliki alasan logis setiap kali gue melakukan sesuatu, dan yang paling penting gue itu selalu berpikir sebelum gue bertindak.
Urusan mereka yang tidak menyukai gue dan tidak bisa menerima gue yang seperti ini itu bukan urusan gue. Lagipula gue hidup bukan untuk please everyone. Gue punya tujuan yang lebih penting dari itu.

I know it's kinda sad knowing that not everyone around you is real. Some of them are fake. But I'm okay with that and I'm not blaming them. At the end of the day mereka adalah individu masing-masing dan mereka punya hak sepenuhnya dalam memilih mau jadi manusia seperti apa mereka :)
Share:
Blog Design Created by pipdig